Ukuran keberhasilan sebuah pendidikan yang dijalani oleh seorang pembelajar sejatinya adalah penerimaan dalam masyarakat. Penerimaan untuk bekerjasama, sinergi dan kolaborasi. Sehingga sejatinya hasil belajar harus melewati uji publik. Bukan sekedar lulus dengan keberhasilan menjawab pertanyaan yang justru menjauhkan dari kenyataan kehidupan sehari-hari. Ijazah dan sertifikat mungkin menjadi bukti bahwa kita pernah bersekolah. Namun karya adalah bukti nyata kita menjalani proses kreatif dan kebijaksanaan merupakan ukuran nyata kita belajar.
Sekolah Cemerlang melibatkan mitra belajar (stakeholder) dalam mengevaluasi karya sebagai hasil proses belajar. Adalah Pasar Cemerlang yang akan menjadi ruang pamer sekaligus menjadi ajang uji publik (penerimaan) karya yang dihasilkan oleh warga belajar. Mitra belajar bebas memberikan apresiasi dengan menilai dan menikmati karya warga belajar.
Sebagai korektor mitra belajar bisa memberikan masukan demi kebaikan karya dengan mempertimbangkan sisi penerimaan pasar. Koreksi yang dilakukan merupakan kritik membangun yang akan dijadikan bahan proses belajar di tahapan berikutnya.
Mitra belajar juga bisa menjadi kolektor dari karya-karya warga belajar Sekolah Cemerlang, bahkan lebih jauh mitra belajar bisa memberikan dukungan dengan menyediakan peluang untuk magang, beasiswa dan permintaan mandala belajar tertentu.
Ini adalah upaya kolaborasi, antara institusi pendidikan, pelaku belajar dan masyarakat luas. Lingkungan sosial adalah ruang belajar sesungguhnya bagi kita manusia. Karena interaksi sosial bagi manusia adalah kebutuhan. Berkarya merupakan kebutuhan manusia untuk menunjukkan eksistensi dirinya, begitupula memberikan apresiasi. Karena proses menilai juga mencukupi kebutuhan manusia untuk mempercayai bahwa tidak ada hal yang dilakukan akan sia-sia. (yra)
Mater artium necessitas
Kebutuhan adalah induk dari pengetahuan